Venus Williams (kanan) dan adiknya Serena dalam pertandingan ganda tenis putri di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. (AP/Charles Krupa)

 

Venus telah sembuh dari penyakit yang menguras energi dan menunjukkan permainan terbaiknya sejak ia didiagnosa dengan sindrom Sjogren tahun 2011.

Serena Williams selangkah lagi bisa mencapai rekor dengan mendapatkan gelar Grand Slam ke-23 jika ia bisa mengalahkan kakaknya, Venus, dalam pertandingan final Australia Terbuka.

Serena, petenis nomor dua dunia dan juara enam kali Australia Terbuka, mengalahkan petenis Kroasia Mirjana Lucic-Baroni 6-2, 6-1 hanya dalam waktu 50 menit dalam semifinal hari Kamis (25/1), setelah Venus mengalahkan sesama petenis AS, CoCo Vandeweghe dengan skor 6-7 (3), 6-2, 6-3.

“Dia lawan saya paling tangguh, tidak ada yang pernah mengalahkan saya sesering Venus,” ujar Serena. “Saya merasa apa pun yang terjadi, kita berdua menang.”

“Dia telah melalui banyak hal, saya telah melalui banyak hal. Melihatnya maju adalah luar biasa. Saya menantikan pertandingan itu, seorang Williams akan memenangkan turnamen ini.”

Venus, 36, kembali mencapai final Grand Slam untuk pertama kalinya sejak Wimbledon 2009 dan pertama kali di Australia sejak 2003, ketika ia kalah dari adiknya dalam final di Melbourne Park.

Venus telah sembuh dari penyakit yang menguras energi dan menunjukkan permainan terbaiknya sejak ia didiagnosa dengan sindrom Sjogren tahun 2011.

“Setiap orang punya momen kejayaan. Mungkin bagi saya momen itu sempat hilang. Saya ingin melanjutkan momen itu. Saya tidak punya hal lain yang dilakukan jadi mari kita teruskan,” ujarnya. [hd]

 

http://www.voaindonesia.com/a/venus-serena-williams-australia-terbuka/3692951.html