Kantor pusat Biro Penyidik Amerika (FBI) di Washington DC (foto: ilustrasi).

 

Mulai 1 Januari 2017, laboratorium Biro Penyidik Amerika (FBI) menerapkan perbaikan penting dalam cara menguji deoxyribose-nucleic acid, biasa disingkat DNA, di tempat kejadian perkara.

Metode baru itu sangat bermakna guna menurunkan peluang statistik dua orang yang tidak bersaudara mempunyai profil DNA yang sama.

Siapa saja yang pernah menonton film atau serial TV kejahatan tahu bahwa pencocokan sampel bahan biologis yang didapat dari tempat kejadian perkara (TKP) dengan database sampel DNA yang dikumpulkan dari tersangka bisa mengarah kepada kesuksesan memecahkan kasus.

Genom manusia mengandung sekitar tiga milyar pasang basa nukleat sehingga tidak mudah menganalisis semuanya. Tetapi, laboratorium forensik mencari apa yang disebut penanda, atau urutan DNA yang lokasinya sudah diketahui.

Guna memastikan hasil pencocokan bukti yang didapat di TKP sama di manapun di Amerika, pada tahun 1997, FBI mengadopsi 13 penanda berbeda sebagai standar nasional untuk pencocokan. Tetapi 20 tahun kemudian banyak hal berubah.

Mike Coble, peneliti dan pakar biologi pada National Institutes of Science and Technology, disingkat NIST, mengatakan, “Yang terjadi selama bertahun-tahun ini adalah ukuran database DNA nasional kita berkembang kini sekitar 16 juta profil. Kalau hanya mengkaji 13 keping informasi, kecil kemungkinannya dua orang yang tidak ada hubungan keluarga memiliki profil DNA yang sama persis.”

Mulai 1 Januari, FBI menaikkan jumlah penanda menjadi 20. Langkah itu tidak hanya memperbaiki metode pencocokan sampel, tetapi juga mengurangi kemungkinan kesalahan pencocokan.

Tiga dari tujuh penanda baru itu dikembangkan di NIST, di luar kota Washington.

“Yang kami lakukan adalah menyediakan bahan-bahan acuan standar bagi laboratorium kriminal di seluruh Amerika. Tabung-tabung kecil berisi DNA ini kami kirim ke orang yang membeli, dan setiap tahun setiap laboratorium kriminal di Amerika harus memasukkan DNA ini pada peralatan mereka di lab, memastikan bahwa mereka mendapat hasil yang sama seperti apa yang kami katakan dan tertuang dalam tabung DNA itu,” tambah Coble.

Menurut Coble, pencocokan penanda itu bisa dilakukan dengan tangan, tetapi banyak laboratorium di Amerika membeli mesin yang bisa sangat mempercepat pekerjaan itu.

Ilmuwan di NIST dan laboratorium lain sedang memperbarui teknologi itu, disebut pengurutan secara paralel dan besar-besaran, guna memungkinkan ilmuwan forensik mencocokkan sampel dengan warna mata, warna rambut, tinggi badan, dan bahkan usia. [ka/jm]

 

Sumber:http://www.voaindonesia.com/a/pencocokan-dna-dengan-bukti-kejahatan-/3701152.html