USM-Indonesia Kerjasama Dengan Pokdarwis Arih Ersada Untuk Warga Terdampak Bencana Longsor

USM-Indonesia | USM-Indonesia Melakukan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan di Dusun Duri Tani, Kecamatan Sibolangit, Selasa (17/12/2024).
Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia Prof. Dr. Dra. Ivan Elisabeth Purba, SH, M.Kes yang diwakili oleh Wakil Rektor III USM-Indonesia Ns. Johansen Hutajulu, AP, S.Kep, M.Kep, Ph.D menyampaikan bahwa kegiaan ini bertujuan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak, melalui berbagai program dan kegiatan yang dapat membantu proses pemulihan. Selain itu kegiatan ini juga mengkombinasikan peran masyarakat lokal dengan sumber daya dari dunia akademis untuk menciptakan upaya yang lebih efektif dalam pemulihan dan pembangunan kembali kehidupan warga yang terdampak bencana.

Turut hadir juga dalam kegiatan ini Kepala Pusat Studi Kebencanaan dan Lingkungan Hidup USM-Indonesia Dr. Otniel Ketaren M.Si; Ketua Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat Dr. Donal Nababan, SKM., M.Kes; Frida Lina Tarigan, Ph.D, Drs. Hotman Manurung, Mahasiswa UKM Mapala USM-Indonesia, Para Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Arih Ersada, masyarakat dan pemerintah setempat.
Kepala Pusat Studi Kebencanaan dan Lingkungan Hidup USM-Indonesia Dr. Otniel Ketaren M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa USM-Indonesia berkomitmen melakukan pemberdayaan masyarakat lokal, seperti melalui kegiatan pengelolaan sumber daya alam, pemulihan wilayah yang terdampak, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan bencana.

Senada dengan hal itu, Ketua Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat Dr. Donal Nababan, SKM., M.Kes menyampaikan bahwa proses rehabilitasi dan rekonstruksi pada daerah yang terdampak dengan pendekatan berbasis komunitas yang melibatkan semua pihak terkait dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 27 November 2024 malam telah terjadinya longsor (landslide) disepanjang jalan utama Sembahe Sibolangit dan memakan korban jiwa dan materi, berupa kendaraan bermotor yang sedang melintas. Kejadian tersebut mengakibatkan jalan utama terputus selama 5 hari. Disepanjang jalan alternatif tersebut, disisi kirinya yang mengalir sungai betimus, paling tidak ada 5 daerah wisata alam, 3 diantaranya sudah dikelola secara modern, yang lainnya masih secara alami. Disisi kanannya adalah bukit-bukit lereng dengan kemiringan antara 50°-70° dan diusahai oleh pemiliknya yang sangat rawan longsor termasuk 3 titik longsor tersebut.

Berdasarkan hal tersebut USM Indonesia melalui Pusat Studi Kebencanaan Dan Lingkungan Hidup dan Prodi Magister Kesehatan Masyarakat mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat antara lain sosialisasi tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana, giat penanaman pohon di DAS Betimus dan lahan warga terdampak bencana longsor tersebut. Kegiatan ini melibatkan warga setempat dalam wadah Pokdarwis Arih Ersada.
