Diskusi Sekolah Ekspor
USM-Indonesia | Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan melakukan kunjungan ke Gedung Kampung Beasiswa dan juga pada sesi diskusi di Pekan Raya Sumatra Utara (PRSU), Selasa (27/6/2023).
Turut hadir Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan Dr. Parlindungan Purba, S.H, MM; Ns. Siska Evi Martina, MNS; Frida Saragih, M.Kes. Hadir juga Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Asren Nasution; Kepala Sekolah Ekpor Dr. Handito Joewono dan Kabid SMK Disdik Sumut Suhendri.
Dalam diskusi ini membahas pentingnya mengikuti sekolah ekspor dan kewirausahaan untuk mempersiapkan diri menjadi pengusaha yang berorientasi ekspor. Adanya sekolah ekspor ini juga akan meningkatkan kompetensi siswa/siswi SMA dan SMK.
Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan Dr. Parlindungan Purba, S.H, MM mengatakan, pengenalan dunia usaha, termasuk di dalamnya kewirausahaan serta aktivitas perdagangan luar negeri melalui mekanisme ekspor impor perlu diperkenalkan kepada generasi muda sejak dini.
“Kewirausahaan dan perdagangan luar negeri dalam bentuk ekspor dan impor sangat dibutuhkan negara, terutama untuk memperoleh devisa dan untuk memenuhi kebutuhan barang yang tidak ada diproduksi di dalam negeri atau produksi dalam negeri yang tidak mencukupi,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, saat ini telah hadir Sekolah Ekspor Nasional sebagai wadah belajar bisnis praktis dengan spesialisasi ekspor.
Sekolah ini mengadakan pelatihan dan pendampingan ekspor. Tidak hanya untuk perusahaan besar dan BUMN saja, namun juga untuk pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). “Dan saya melihat bahwa siswa dan siswi SMA/SMK perlu mengikuti sekolah ekspor ini,” ujarnya
Menurutnya, banyak siswa/siswi SMA dan SMK yang berkualitas bagus dan mempunyai nilai ekonomis untuk dipasarkan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Hal ini terlihat dari berbagai produk hasil karya siswa SMA/SMK yang ditampilkan di Gedung Kampung Beasiswa selama PRSU berlangsung. Seperti tas anyaman, anyaman dinding dan bunga sakura, pupuk organik, penyeimbang kadar derajat keasaman (PH) dan mampu menyerap zat kimia dalam air, anti jamur, anti bakteri, anti inflamasi atau peradangan dan penetral kadar zat PH asam pada tanah.
“Saya melihat para siswa dan siswi SMA/SMK tersebut sangat kreatif dalam menghasilkan produk yang bernilai tinggi. Dan apabila dikembangkan lebih lanjut maka produk ini bisa di ekspor. Dalam konteks inilah maka siswa dan siswi tersebut perlu mengikuti pendidikan di sekolah ekspor,” tuturnya.
Usulan Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan Dr. Parlindungan Purba, S.H, MM tersebut kemudian mendapat respons positif dari Kadis Pendidikan Sumut, Asren Nasution. Asren mengatakan bahwa kehadiran sekolah ekspor ini akan meningkatkan kualitas lulusan SMA/SMK dimana mereka memiliki nilai tambah saat bekerja nanti. Kehadiran sekolah ekspor ini juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Kepala Sekolah Ekpor Dr. Handito Joewono melihat urgensi dari sekolah ekspor ini, Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan Dr. Parlindungan Purba, S.H, MM akan mengusahakan agar program tersebut dapat terlaksana pada SMA/SMK di Sumut. Selama ini, pendidikan tentang ekspor tersebut baru diajarkan di tingat universitas sebagai bagian dari program Merdeka Belajar. “Dan jika bisa terealisasi, maka Sumut menjadi lokasi pertama yang mengadakan sekolah ekspor bagi siswa SMA/SMK.