Memberdayakan Masyarakat Pesisir
Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes
Ivan Elisabeth Purba : Perguruan Tinggi Ikut Berperan Dalam Memberdayakan Masyarakat Pesisir
MATATELINGA, Medan : Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara yang memiliki laut yang luas, sektor kemaritiman memiliki peran strategis dalam pemberdayaan sektor ini untuk mewujudkan Indonesia hebat. Pembangunan sektor maritim hanya bisa maju jika seluruh komponen bangsa bersama-sama dan bekerja demi kemajuan bangsa.
Dalam dialog kemaritiman yang mengangkat tema, “Maritim Jaya Indonesia Hebat” beberapa waktu lalu, Rektor Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia Medan, Dr. Ivan Elisabeth Purba yang digelar di KRI Dewaruci membawakan topik tentang Peran Perguruan Tinggi dalam Memberdayakan Masyarakat Pesisir.
Terkait dengan kondisi negara kita yang dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan akibat wabah pandemi Covid-19, kata Ivan Elisabeth maka upaya untuk memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal, efisien dan berkelanjutan perlu dilakukan.
“Sumberdaya alam, khususnya yang ada di kawasan pesisir merupakan potensi yang selama ini pemanfaatannya belum dilaksanakan secara seksama dan terpadu. Potensi sumberdaya alam di kawasan pesisir tersebut, antara lain adalah sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan jasa lingkungan lainnya,” kata Ivan Purba yang juga Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Sumatera Utara kepada wartawan, Kamis (4/3/2021).
Menyikapi permasalahan yang dihadapi masyarakat pesisir dalam meningkatkan perekonomiannya, lanjutnya terutama di masa pandemi Covid-19 ini perlu ada terobosan. Salah satunya adalah peran dunia perguruan tinggi dan akademisi dalam memberikan solusi.
Sumatera Utara misalnya, memiliki sumberdaya perairan yang berlimpah, sumberdaya perikanan juga sangat berlimpah. Perlu diberikan teknologi penangkapan agar produksi banyak dengan harga jual tinggi serta menggunakan konsep efisiensi dan efektif. Nelayan yang ada di kawasan pesisir harus dikenalkan dengan alat tangkap yang ramah lingkungan.
“Untuk permasalahan energi berkelanjutan dan ramah lingkungan yang digunakan para nelayan, perlu melakukan konversi dari BBM ke LPG subsidi. Karena harga BBM di tingkat nelayan terlalu tinggi akibat marketing margin dan sulitnya mendapatkan BBM dalam waktu setiap saat,” tandasnya.
Terkait dengan produksi, kata Ivan Purba agar produksi ikan tidak tergatung pada musim maka nelayan perlu diajarkan membuat rumpon (tempat berkumpul ikan) di sekitar pantai. Teknologi sederhana ini perlu diperkenalkan kepada nelayan.
Upaya-upaya untuk mengenalkan teknologi sederhana ini sesungguhnya bisa dilakukan perguruan tinggi lewat kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Pemberdayaan masyarkat pesisir pun sebenarnya tidak hanya persoalan menangkap ikan atau nelayan, di beberapa tempat terdapat destinasi wisata yang sesungguhnya jika dikelola dengan masksimal bisa menjadi salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat pesisir. Banyak destinasi wisata seperti terumbu karang dan hutan mangrove jika dikemas secara baik akan dikenal luas oleh masyarakat.
“Perguruan tinggi lewat kegiatan pengabdian kepada masyarakat bisa memberikan sumbangsihnya dalam mengedukasi masyarakat pesisir dalam meningkatkan kemampuan dan kesejahteraannya di kemudian hari,” katanya.