Ilustrasi paru-paru untuk pelajari Covid-19. (iStockphoto/magicmine)

CNN Indonesia | Jumat, 06/11/2020 08:16 WIB

Jakarta, CNN Indonesia —

Peneliti AS membuat paru-paru mini buatan dari ribuan sel induk paru-paru manusia. Paru-paru buatan laboratorium ini akan digunakan untuk mempelajari dampak virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dan patogen lain di udara terhadap sel paru-paru manusia.

Tim menggunakan sel epitel alveolar tipe-2 (AT2), sejenis sel induk paru-paru yang memperbaiki bagian terdalam dari sistem pernapasan manusia. Di sini terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida dari aliran darah manusia.

Di laboratorium, sel-sel ini dapat dibuat berkembang biak menjadi jutaan sel, menciptakan kembali sebagian dari paru-paru manusia.

Para peneliti kemudian dapat mempelajari pada tingkat molekuler perilaku sel-sel ini ketika terinfeksi virus SARS-CoV-2. Hal ini dapat memberikan wawasan penting dalam merawat pasien yang terjangkit Covid-19.

“Ini adalah sistem model serbaguna yang memungkinkan kami mempelajari tidak hanya SARS-CoV-2, tetapi virus pernapasan apa pun yang menargetkan sel-sel ini, termasuk influenza,” kata penulis utama Purushothama Rao Tata dari Duke University.

Sel induk tumbuh dalam kultur murni secara kimiawi, jadi tidak ada kontaminasi dari hal-hal selain sel manusia yang dapat merusak hasil penelitian.

“Ini adalah terobosan besar untuk bidang ini karena kami menggunakan sel yang tidak memiliki kultur yang dimurnikan untuk memurnikan dan menumbuhkan sel AT2 dalam kultur dalam bentuk murni,” kata rekan penulis Ralph Baric, profesor epidemiologi, mikrobiologi dan imunologi terkemuka di University of North Carolina.

Tim mengonfirmasi bahwa ketika sel paru-paru terinfeksi SARS-CoV-2, virus masuk ke reseptor permukaan sel ACE2. Sel paru-paru kemudian melepaskan badai molekul kekebalan atau badai sitokin sebagai respons terhadap virus.

Pelepasan interferon sebagai memberi sinyal protein yang memperingatkan sel lain dari virus  juga tampaknya menyebabkan beberapa sel memasuki mode penghancuran diri untuk menghentikan penyebaran virus.

Dilansir dari situs Duke University, sayangnya sinyal ini juga memicu sel lain yang tidak terinfeksi. Para peneliti membandingkan aktivitas genetik sel-sel ini dengan sel yang sebenarnya pada manusia dan menemukan kesamaan yang mencolok.

Dilansir dari IFL Science, dengan mengurangi atau meningkatkan tingkat aktivitas interferon, tim juga dapat meningkatkan atau mengurangi replikasi virus.

“Kami hanya bisa melihat ini dari otopsi sampai sekarang. Sekarang kami memiliki cara untuk mencari tahu bagaimana memberi energi pada sel untuk melawan virus mematikan ini,” ujar Tata

Pandemi Covid-19 telah melewati 46,6 juta kasus di seluruh dunia dengan lebih dari 9 juta di Amerika Serikat saja. Lebih dari 1,2 juta orang telah meninggal karena penyakit tersebut, dengan lebih dari 231 ribu korban di AS.

Kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah 2.973 orang pada Selasa (3/11). Dengan demikian, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 sebanyak 418.375 orang.

Pasien positif yang dinyatakan sembuh sebanyak 3.931 orang, sehingga total menjadi 349.497. Sedangkan pasien Covid-19 yang meninggal bertambah 102 orang, dengan demikian totalnya menjadi 14.146 orang.

sumber:https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201104111158-199-565737/ahli-buat-paru-paru-mini-untuk-pelajari-dampak-covid-19