Setelah Bonn: Perencanaan Masa Depan Kesepakatan Iklim
Pahatan beruang kutub tertusuk tombak karya artis Denmark, Jens Galschiot, terlihat di luar Konferensi Perubahan Iklim ke-23 di Bonn, Jerman, 17 November 2017.
Seiring dengan berakhirnya perundingan konferensi iklim global di Bonn, Jerman, pada Jumat (17/11), inilah langkah-langkah yang akan diambil beberapa tahun ke depan untuk melanjutkan upaya internasional dalam mengurangi pemanasan global:
– 12 Desember 2017: Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengundang lebih dari 100 pemimpin dunia ke Paris untuk memperingati ulang tahun kedua kesepakatan iklim yang digagas di kota tersebut pada 2015. Presiden Donald Trump, yang mengatakan bahwa dia ingin menarik diri dari kesepakatan tersebut, belum diundang ke “One Planet Summit”.
– 2018: Perundingan iklim global tahun depan berlangsung di Katowice, Polandia, dari 3-14 Desember. Agar pejabat menyelesaikan perihal peraturan pada saat perundingan nanti, pertemuan pendahuluan harus diadakan sepanjang tahun. Pertemuan tingkat rendah ini akan mencakup Dialog Talanoa, sebuah proses yang terinspirasi oleh Fiji dimana negara-negara mulai mencatat apa yang telah dicapai sejauh ini sesuai Kesepakatan Paris dan mempertimbangkan apa lagi yang bisa dilakukan. Perundingan di Katowice akan sangat dipengaruhi oleh laporan panel ilmiah PBB pada Oktober mengenai apakah tujuan paling ambisius untuk menjaga pemanasan global pada titik 1,5 derajat Celsius dapat dicapai.
– 2020: Jika Amerika menjalankan ancaman untuk mengundurkan diri dari kesepakatan Paris, pengunduran diri Amerika dapat mulai berlaku paling cepat pada 4 November 2020 – tak lama setelah pemilihan presiden Amerika berikutnya. Negara-negara yang menandatangani perjanjian Paris memiliki waktu sampai 2020 untuk mengajukan rencana baru atau yang diperbarui, yang dikenal dengan National Determination Contributions (NDC), mengenai apa yang mereka lakukan untuk mengurangi emisi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim.
– 2023: Delapan tahun setelahnya, negara-negara sesuai Kesepakatan Paris akan melakukan tinjauan penuh dan resmi untuk pertama kalinya tentang apa yang telah dicapai sampai saat itu. Proses ini dimaksudkan untuk diulang setiap lima tahun sekali.
– 2030: Banyak negara telah menetapkan target pengurangan emisi secara substansial dalam 15 tahun sejak Kesepakatan Paris. Uni Eropa, misalnya, ingin mengurangi emisinya hingga 40 persen dari tingkat pada 1990, meskipun beberapa negara termasuk Jerman menargetkan pengurangan 55 persen.
– 2050: Para ilmuwan iklim menghitung bahwa ekonomi dunia harus “netral karbon” pada pertengahan abad ini, jika tujuan Kesepakatan Paris menjaga pemanasan global di bawah 2 derajat Celcius (3,6 Fahrenheit) hendak tercapai. Itu bisa dilakukan dengan mengakhiri semua penggunaan bahan bakar fosil atau dengan menemukan cara untuk menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer dalam skala industri. [aa/fw]
Sumber:https://www.voaindonesia.com/a/setelah-bonn-perencanaan-masa-depan-kesepakatan-iklim/4126206.html