Pentingnya Sekolah Vokasi
Ilustrasi (Foto: Tero/Vesalainen/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia — Di Manado, Rabu (15/11) kemarin, Presiden Joko Widodo menyinggung pentingnya sekolah vokasi bagi Indonesia. Sekolah vokasi, kata Presiden, sama pentingnya dengan infrastruktur.
Dunia sudah berubah, kalau sumber daya manusia Indonesia tidak dipersiapkan dengan baik, Indonesia akan tertinggal dalam perubahan dunia tersebut.
“Kita tahu perubahan sangat cepat, dari internet beralih ke mobile internet, mobile internet ke artificial intelligence, robotics, tesla hyperloop, semuanya bicara kecepatan,” katanya.
Itulah sebabnya, sekolah macam politeknik dan vokasi, sangat diperlukan jika Indonesia tidak ingin tertinggal dari negara lain.
Sekolah vokasi adalah pendidikan keahlian setara dengan politeknik. Pada dasarnya ia adalah pendidikan yang lebih berorientasi pada penerapan ilmu. Lulusannya harus berkompeten dan terampil dalam bekerja. Begitu juga dosennya, harus memiliki sertifikasi profesi.
Model pembelajaran sekolah vokasi berbeda dengan sistem pendidikan akademik seperti S1, S2, dan S3. Bila pendidikan akademik menekankan ilmu pengetahuan, sekolah vokasi menekankan pembelajaran yang terstruktur dan keahlian.
Menurut data Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, pendidikan vokasional di Indonesia terdiri dari 1.365 lembaga pendidikan. Rinciannya: 1.103 akademi kejuruan dan 262 politeknik.
Dari 1.103 akademi kejuruan baru enam yang siap sarana serta prasarana dan 1.088 lainnya masih perlu penambahan.
Sedangkan dari 262 politeknik, 13 di antaranya sudah siap dan 240 lainnya masih butuh penambahan sarana serta prasarana. Untuk politeknik ada sembilan yang perlu dilakukan perbaikan kurikulum dan sertifikasi.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan pendidikan vokasi di Indonesia hanya 16 persen dari seluruh institusi pendidikan di tanah air. Ini jauh berbeda dengan China, di mana 56 persen perguruan tingginya merupakan pendidikan vokasi.
Pada intinya, sekolah vokasi diarahkan untuk mencetak lulusan yang siap kerja sesuai kebutuhan dunia kerja saat ini. Makanya, program pembelajarannya 70 persen adalah praktik di industri.
Kementerian Perindustrian adalah salah satu lembaga pemerintah yang memiliki banyak sekolah vokasi. Kementerian ini membangun 9 SMK, 9 politeknik, dan 1 akademi komunitas.
Untuk menjamin lulusannya siap kerja, sekolah-sekolah vokasi itu membangun sistem link and match antara sekolah degan industri. “Kami sudah memulai sejak awal tahun ini,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, di Kediri, Rabu (5/11) kemarin.
Adapun Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah mendirikan Politeknik Ketenagakerjaan. Politeknik ini sudah menerima 90 mahasiswa pertamanya, yang disaring dari 2.605 kandidat.
Politeknik Ketenagakerjaan memiliki tiga program studi yaitu: Program Studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Program Studi D4 Relasi Industri, dan Program Studi D3 Manajemen Sumber Daya Manusia. (ded/ded)
Sumber:https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20171116132529-445-256045/pentingnya-sekolah-vokasi/