Ilustrasi. (Thinkstock/Ivanko_Brnjakovic)

Jakarta, CNN Indonesia — Minggu pertama Agustus menjadi peringatan terhadap pentingnya Air Susu Ibu (ASI). Hal tersebut diperingati dalam Pekan ASI Sedunia yang berlangsung setiap  1-7 Agustus.

Jika tema Pekan ASI Sedunia adalah Suistaining Breastfeeding Together, Indonesia mengadaptasinya menjadi ‘Bekerja Bersama Untuk Keberlangsungan Pemberian ASI.’

Tema ini, seperti disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono melalui keterangan tertulisnya di situs Departemen Kesehatan, bertujuan untuk mendukung pemberian ASI dan peran dari ibu menyusui.

Dukungan itu harus diwujudkan oleh pemerintah, lingkungan kerja, keluarga, hingga peran suami supaya dapat mempertahankan pemberian ASI selama dua tahun untuk anak.

“Pelaksanaan pekan ASI sedunia akan diisi dengan berbagai kegiatan di pusat dan semuanya diarahkan untuk mendorong pencapaian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif 100 persen pada semua bayi,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Nia Umar, Wakil Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI).

“Keberhasilan menyusui bergantung dari dukungan banyak pihak, oleh karenanya ini menjadi penting sekali,” ungkapnya saat dihubungi di Jakarta, Selasa (1/8).

Nia lalu merujuk pada ilustrasi empat pilar dalam perencanaan strategis akan terkait menyusui. Empat pilar ini yakni peraturan dan legislasi, komitmen program pemerintah, pemahaman tenaga kesehatan, serta dukungan masyarakat dan keluarga.

“Kesadaran banyak pihak mulai meningkat, tapi belum optimal, contohnya di fasilitas kesehatan, masih banyak RS yang menyediakan kamar bayi yang sehat, padahal bayi sehat seharusnya bersama ibunya,” ujar dia.

IMD, kata Anung, diterapkan dengan memberikan ASI tanpa menambahkan makanan atau minuman lain hingga bayi berusia enam bulan atau biasa disebut ASI eksklusif. Setelah enam bulan dilanjutkan dengan memberikan makanan pendamping ASI dan meneruskan pemberian ASI hingga anak usia 2 tahun

Tujuannya adalah untuk menekan angka kematian bayi baru lahir atau neonatal. Berdasarkan data Unicef Indonesia tahun 2012, setiap tiga menit terdapat seorang balita meninggal. Selain itu, setiap satu jam terdapat satu perempuan meninggal saat melahirkan.

Sementara itu kajian global The Lancet Breasfeeding Series tahun 2016 menyebutkan, dengan asi eksklusif menurunkan angka kematian bayi baru lahir karena infeksi sebanyak 88 persen. Selain itu, sebanyak 31,36 persen dari 37,94 persen anak sakit karena tidak menerima ASI eksklusif.

“Harapannya indeks pembangunan manusia Indonesia mengalami peningkatan pada tahun-tahun berikutnya,” ucapnya.

Diketahui, World Health Organization menyebutkan standar dalam pemberian makan pada bayi dan anak. Pertama, menyusui harus segera dilakukan dalam satu jam setelah lahir. Kedua, menyusui bayi sejak lahir sampai usia enam bulan; ketiga, mulai umur enam bulan bayi mendapatkan makanan pendamping ASI; keempat, menyusui sampai bayi usia dua tahun. (rah)

 

 

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170801123138-255-231656/pekan-asi-sedunia-momen-meningkatkan-kesadaran-menyusui/