Seorang perawat memeriksa pasien yang menjadi korban stroke (foto: ilustrasi).

 

Berdasar jumlahnya, stroke adalah salah satu serangan paling merusak, dan mematikan di dunia. Serangan itu terjadi ketika aliran darah terputus pada bagian otak.

Menurut Yayasan Jantung Dunia, sekitar 15 juta orang di dunia akan terkena stroke tahun ini, diperkirakan menewaskan 6 juta orang dan 5 juta lainnya lumpuh permanen. Tetapi peneliti di Inggris mungkin telah menemukan jenis terapi baru yang bisa memicu peningkatan mobilitas bagi banyak penderita stroke.

Chris Blower selamat dari serangan stroke, tetapi ia kini menghadapi beberapa kesulitan mobilitas.

“Saya cuma ingin mencoba mengambil gelas ini. Saya bisa mengangkat gelas ini tetapi kalau ingin melepasnya, agak sulit. Mungkin hanya sejauh ini yang bisa saya lakukan,” tuturnya.

Pemulihan tidak sempurna seperti itu, menurut ahli syaraf Stuart Baker, umum terjadi pada korban stroke. Mereka bisa mengepal, tetapi sulit membuka kepalan tangan. Pasalnya, setelah stroke, jalur utama penghubung otak ke syaraf tulang belakang, putus. Tubuh mendapat jalur lain, tetapi tidak cukup sempurna.

Melalui berbagai uji coba pada monyet macaque, Stuart Baker pada Newcastle University mendapati, menerapkan hentakan kecil pada lengan dan suara klik bisa menyempurnakan jalur itu.

“Kami mendapati, ada jalur paralel yang beroperasi bersamaan jalur utama pada primata, yang bisa membantu pemulihan. Hal lain, primata memungkinkan kita menyadari bahwa ‘klik’ keras bisa mengakses jalur tersebut,” ujar Baker.

Hentakan kecil dan suara klik itu disebut rangsangan berpasangan.

Baker menciptakan piranti kecil Ipod, yang memungkinkan relawan mendengar suara klik dan mendapat terapi hentakan kecil selama berjam-jam.

“Kita bisa memakai piranti itu dan membawanya keluar dari sarana laboratorium. Kita bisa menggunakannya lebih lama. Kami berharap terapi pasangan itu bisa memulihkan sambungan saraf menjadi lebih baik dan lebih kuat,” imbuhnya.

Baker mendapati, lebih dari separuh relawan, memakai piranti itu sampai tujuh jam, memperkuat jalur sambungan saraf mereka.

Jika terapi tersebut terus menunjukkan hasil positif, maka akan memungkinkan penderita mengatasi apa yang sering merupakan cacat utama.

“Ada orang berkursi roda yang tidak bisa melakukan banyak hal seperti saya. Kalau mereka bisa dibantu, terutama mengatasi masalah seperti yang saya hadapi, misalnya membuka kepalan tangan, jika hasil penelitian itu bisa membantu, akan luar biasa,” kata Chris Blower.

Penelitian tahap selanjutnya adalah uji klinis yang melibatkan 150 pasien stroke di India. [ka/jm]

 

Sumber: http://www.voaindonesia.com/a/rehabilitasi-beri-harapan-korban-stroke-/3691212.html